Suatu ketika, saya sedang berbincang dengan seorang teman. Terlontar sejumlah pernyataan-pernyataan terkait sebuah permasalahan. Dia sepertinya berusaha menguatkan diri dari kenyataan yang menghantam. "Saya sih tidak takut. Bagaimanapun saya cuek saja!" katanya lantang.
Saya terdiam dan diam-diam memikirkan bahwa apakah benar dia tidak takut. Apa benar dia benar-benar cuek. "Saya akan meninggalkanmu!" imbuhnya.
Semakin saya ragu, apa benar dia bisa "meninggalkanmu". Yang terlintas di pikiran saya justru sebaliknya, bahwa ini adalah keberanian semu. Jelmaan ketakutan-ketakutan yang bersembunyi di balik klaim ancaman "meninggalkanmu".
Sebab, cuek yang sesungguh-sungguhnya ya cuek saja. Tidak menggubris. Diam melangkah tanpa membutuhkan pernyataan-pernyataan. Diam membisu tanpa peduli celoteh apa saja. Itu.
Jika seseorang berteriak "saya tidak takut!" maka yang patut dicurigai adalah bahwa sesungguhnya dia telah mengalami ketakutan itu sendiri. Seperti halnya pernyataan: "saya akan meninggalkanmu, selamat tinggal!" (Hmm....yasudah ngapain mau pergi aja bilang-bilang? #jinguk kwkwkw...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar